JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum terus memusatkan perhatian pada pemulihan infrastruktur strategis di Sumatera Barat setelah terjadinya bencana longsor dan banjir bandang.
Salah satu titik utama yang menjadi perhatian adalah Jembatan Kembar Margayasa di KM 67+000 Silaiang Bawah, wilayah perbatasan Kota Padang Panjang dan Kabupaten Tanah Datar. Upaya ini dilakukan agar konektivitas antarwilayah tetap terjaga dengan aman.
Bencana alam yang melanda kawasan tersebut berdampak langsung pada jalur nasional Padang–Bukittinggi. Jalur ini dikenal sebagai penghubung utama antara kawasan pesisir dan dataran tinggi Sumatera Barat. Oleh karena itu, langkah penanganan pascabencana dilakukan secara terukur dan berlapis agar fungsi jalan dapat kembali berjalan tanpa mengabaikan keselamatan.
Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan bahwa pemulihan konektivitas menjadi prioritas utama. Ia menekankan pentingnya kehati-hatian dalam setiap proses perbaikan agar risiko lanjutan dapat dihindari. Prinsip keselamatan menjadi landasan utama sebelum layanan jalan dikembalikan sepenuhnya kepada masyarakat.
“Jalur Padang–Bukittinggi adalah urat nadi pergerakan orang dan barang di Sumatera Barat. Karena itu, setiap langkah penanganan kami lakukan dengan prinsip kehati-hatian, memastikan aspek keselamatan terpenuhi sebelum fungsi layanan dikembalikan secara penuh,” ujar Dody dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Jembatan Vital Penopang Aktivitas Wilayah
Jembatan Kembar Margayasa memiliki peran penting dalam mendukung mobilitas masyarakat Sumatera Barat. Keberadaannya tidak hanya menghubungkan dua wilayah administratif, tetapi juga menopang aktivitas ekonomi, distribusi logistik, serta pergerakan harian warga di kawasan Lembah Anai.
Pasca banjir bandang, perhatian utama diarahkan pada kondisi struktur jembatan dan lingkungan sekitarnya. Arus deras serta material longsoran berpotensi memengaruhi stabilitas jembatan jika tidak ditangani dengan tepat. Oleh sebab itu, pengecekan dilakukan secara menyeluruh sebagai langkah awal pemulihan.
Penanganan difokuskan pada pemeriksaan struktur jembatan serta penguatan tebing Sungai Batang Anai. Langkah ini dinilai penting untuk memastikan keberlanjutan jalur nasional Padang–Bukittinggi. Setiap tahapan dilakukan secara bertahap agar hasil yang dicapai bersifat jangka panjang.
Jembatan ini menjadi titik krusial karena berada pada jalur utama yang menghubungkan Kota Padang dengan Bukittinggi dan daerah sekitarnya. Gangguan pada jembatan tersebut akan berdampak luas terhadap aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat Sumatera Barat.
Hasil Evaluasi Struktur dan Pengaturan Lalu Lintas
Kementerian PU melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Barat telah melakukan pengecekan awal terhadap struktur Jembatan Kembar Margayasa. Berdasarkan hasil evaluasi, tidak ditemukan penurunan kondisi struktur utama jembatan setelah kejadian banjir bandang.
Meski demikian, perlindungan tambahan tetap diperlukan, terutama pada bagian oprit dan pilar jembatan yang mengalami gerusan akibat arus banjir. Upaya proteksi ini bertujuan mencegah kerusakan lanjutan yang dapat membahayakan pengguna jalan.
Untuk sementara waktu, operasional jembatan dilakukan dengan skema terbatas. Sisi A dibuka untuk lalu lintas kendaraan, sedangkan sisi B ditutup guna mendukung proses inspeksi lanjutan dan pengamanan struktur. Pengaturan ini dilakukan agar mobilitas tetap berjalan dengan risiko minimal.
Langkah pembatasan tersebut juga menjadi bagian dari upaya mitigasi selama proses evaluasi berlangsung. Petugas di lapangan memastikan pengaturan lalu lintas berjalan tertib serta memantau kondisi jembatan secara berkala.
Kolaborasi Ahli dan Penguatan Sungai
Pengecekan struktur jembatan melibatkan tim ahli dari berbagai pihak. Proses ini dilakukan oleh tenaga profesional dari PT Hutama Karya Infrastruktur, Institut Teknologi Bandung, serta Direktorat Jembatan Ditjen Bina Marga. Koordinasi juga dilakukan dengan pemerintah daerah dan BNPB.
Inspeksi mencakup seluruh komponen jembatan, mulai dari pondasi, pilar, abutmen, gelagar, hingga lantai jembatan. Setiap bagian diperiksa untuk memastikan tidak ada kerusakan tersembunyi akibat derasnya arus dan material banjir bandang.
Selain struktur jembatan, stabilitas tanah di sekitar pilar dan abutmen turut menjadi perhatian. Penilaian dilakukan untuk memastikan tidak terjadi penurunan atau pergeseran tanah yang berpotensi membahayakan struktur jangka panjang.
Kepala Proyek PT HKI Fathoni menyampaikan bahwa penguatan tebing Sungai Batang Anai juga menjadi bagian penting dari penanganan. Upaya ini dilakukan seiring dengan proses pengecekan struktur jembatan.
Pemulihan Akses dan Langkah Lanjutan
Penguatan tebing sungai dilakukan melalui pembersihan sedimen dan material sisa banjir bandang. Selain itu, pemasangan geobag dilakukan sebagai langkah darurat untuk menahan erosi dan mencegah gerusan lanjutan yang dapat mengancam pondasi jembatan.
“Kami fokus memastikan oprit jembatan terlindungi dari gerusan sungai. Pembersihan sedimen dan pemasangan geobag menjadi langkah awal agar struktur di sekitar jembatan tetap aman,” ujar Fathoni.
Saat ini, akses jalan di kawasan Jembatan Kembar Margayasa telah kembali bersih dan dapat dilalui. Material banjir bandang yang sebelumnya menutup jalur telah dibersihkan sehingga arus lalu lintas kembali memungkinkan.
Untuk mendukung pemulihan jalur darat di kawasan Lembah Anai, kendaraan roda dua dan roda empat jenis minibus diizinkan melintas pada pukul 17.00 WIB hingga 08.00 WIB. Pengaturan ini dilakukan dengan pengawasan ketat dari petugas di lapangan.
Kementerian PU terus berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait untuk mempercepat penanganan pascabencana. Hasil pengecekan struktur akan menjadi dasar penentuan langkah lanjutan, baik berupa penguatan tambahan maupun perbaikan permanen, agar Jembatan Kembar Margayasa kembali berfungsi optimal sebagai penghubung utama Padang–Bukittinggi.